Sunday, March 11, 2018

MELASTI, membasuh diri dan melarung jelang nyepi




APA ITU UPACARA MELASTI?

Melasti adalah upacara pensucian diri untuk menyambut hari raya Nyepi oleh seluruh umat Hindu.
Upacara Melasti digelar untuk menghanyutkan kotoran alam menggunakan air kehidupan.
Upacara Melasti dilaksanakan di pinggir pantai dengan tujuan mensucikan diri dari segala perbuatan buruk pada masa lalu dan membuangnya ke laut.
Dalam kepercayaan Hindu, Sumber air seperti danau, dan laut dianggap sebagai air kehidupan ( Tirta Amerta ).
Selain melakukan persembahyangan, upacara Melasti juga adalah pembersihan dan penyucian benda sakral milik pura ( pralingga atau pratima Ida Bhatara dan segala perlengkapannya).
Benda-benda tersebut diarak dan diusung mengelilingi desa dengan maksud untuk menyucikan desa.

sumber teks ; https://id.m.wikipedia.org/wiki/Melasti

Pranadhipta Story Series #pranadhiptastoryseries
kali ini akan menampilkan framing dari upacara Melasti

Upacara Melasti merupakan salah satu rangkaian upacara menyambut hari raya Nyepi bagi agama Hindu. Upacara ini biasanya dilakukan 3 hari sebelum perayaan Nyepi. Upacara Melasti bisa juga sebut upacara Melisatau Mekilis, dimana pada hari ini umat Hindu melakukan sembahyangan di tepi pantai dengan tujuan untuk mensucikan diri dari segala perbuatan buruk di masa lalu dan membuangnya kelaut, ini dilaksanakan sebelum merayakan Tapa Brata penyepian. Namun upacara melasti ini tidak selalu dilaksanakan dilaut, namun ada juga yang melaksanakannya di sumber mata air namun walau tempatnya berbeda inti dari upacaranya sama yaitu mensucikan diri dari segala perbuatan buruk.

Menjelang waktu dimulainya upacara melasti, Umat Hindu mulai berdatangan dengan menggunakan baju adat Bali namun sebagian kecil ada juga yang menggunakan pakaian adat jawa. Ratusan Umat Hindu yang hadir sebagian besar berasal dari Yogyakarta, namun tidak menutup kemungkinan ada yang berasal dari luar Jogja. Mereka berdatangan dengan membawa sesaji dan meletakannya di altar yang tersedia di tepi laut.

Dengan prosesi labuhan dan mensucian diri dengan air laut, para umat mulai meninggalkan lokasi baik pulang ke rumah masing-masing maupun membuka bekal makanan yang dibawanya dari rumah di tepi pantai ini.






salah satu peserta upacara yang datang dan mengisi dana punia, parangkusumo bantul yogyakarta (11/03/18)


proses awal untuk memulai upacara dengan menata sesaji di area upacara, parangkusumo bantul yogyakarta (11/03/18)


kata sambutan dari ketua penyelenggara,  parangkusumo bantul yogyakarta (11/03/18)



Gambyong sebagai tarian pembuka,   parangkusumo bantul yogyakarta (11/03/18)


beberapa sesaji,   parangkusumo bantul yogyakarta (11/03/18)

lenggak lenggok penari bali,  parangkusumo bantul yogyakarta (11/03/18)



prosesi awal berlangsungnya upacara,   parangkusumo bantul yogyakarta (11/03/18)

pengambilan air suci,   parangkusumo bantul yogyakarta (11/03/18)

prosesi mengitari sesaji,   parangkusumo bantul yogyakarta (11/03/18)

proses larung,   parangkusumo bantul yogyakarta (11/03/18)

  proses larung, parangkusumo bantul yogyakarta (11/03/18)


pengunjung yang mendapat hasil larungan,   parangkusumo bantul yogyakarta (11/03/18)

prosesi larung,   parangkusumo bantul yogyakarta (11/03/18)

prosesi larung,  parangkusumo bantul yogyakarta (11/03/18)

prosesi larung,   parangkusumo bantul yogyakarta (11/03/18)

Saturday, March 3, 2018

Metode EDFAT sebagai proses dalam pemotretan


Metode EDFAT sebagai proses dalam pemotretan




Mengenal Metode “EDFAT” Dalam Ftoografi Jurnalistik

A. Pendahuluan

            Fotografi telah berkambang dari masa ke masa. Pemilihan genre sudah tak asing lagi bagi semua fotografer baik pemula maupun profesional. Sangat banyak sekali genre fotografi seiring perkembangan jaman, namun genre fotografi tersebut dapat disempitkan berdasarkan fungsinya, yaitu :
1.      Fotografi Jurnalistik adalah foto yang memiliki nilai berita atau menjadi berita itu sendiri, melengkapi suatu berita dan dimuat dalam suatu media. Foto jurnalistik juga dapat dikatakan sebagai bahan untuk dokumen dan juga arsip. Foto jurnalistik harus didukung oleh caption yang berisi penjelasan dari foto. Berikut pengertian fotografi  jurnalistik menurut para ahli :
a. Menurut Oscar Motulohm, fotografer professional, foto jurnalistik adalah suatu medium sajian informasi untuk menyampaikan beragam bukti visual atas berbagai peristiwa kepada masyarakat seluas-luasnnya secara cepat.
b. Menurut Henri Cartier-Bresson, pendiri agen foto terkemuka di dunia dengan teorinya Decisive Moment, foto jurnalistik adalah berkisah dengan sebuah gambar, melaporkannya dengan sebuah kamera, merekamnya dalam waktu, yang seluruhnya berlangsung seketika saat suatu citra tersembut mengungkap sebuah cerita.
c. Menurut Zainuddin Nasution, tokoh foto jurnalistik asal Surabaya, foto jurnalistik adalah jenis foto yang digolongkan foto yang tujuan pemotretan karena keinginan bercerita kepada orang lain. Jadi foto-foto jenis ini berkepentingan dalam menyampaikan pesan kepada orang lain dengan maksud agar orang lain melakukan sesuatu tindakan psikologis.
2.      Fotografi Komersial adalah foto yang memiliki tujuan untuk dikomersilkan atau ditujukan untuk memiliki nilai jual beli. Pada genre ini fotografi memiliki tujuan untuk memuaskan sebuah konsumen dan atau memuaskan pesanan dari klien.
3.      Fotografi Ekspresi (foto seni/fine art photography) adalah suatu suatu karya foto yang memiliki nilai seni, suatu nilai estetik baik yang bersifat universal maupun terbatas. Hasil karya foto seni biasanya memiliki daya siman dalam waktu lama tanpa mengurangi nilai seninya. Sebuah karya atau foto dapat dikatakan sebagai benda seni,ketika bukan hanya merupakan hasil upaya proses reproduksi belaka. pemunculan ide atau gagasan dalam menciptakan foto seni tidaklah muncul begitu saja dan terkesan dadakan. foto seni  yang baik biasanya melalui suatu proses pengamatan empirik komparasi, perenungan, dan juga serangkaian mimpi-mimpi yang panjang dan lalu berakhir sebagai sebuah eksekusi :konsep dan visi dan misi yang transparan dan baru. foto seni bukan merupakan merupakan bagian dari cabang seni rupa yang paling muda.
Setelah mengetahui beberapa gagasan fotografi, penulis bermaksud ingin memperkenalkan metode “EDFAT” kepada pembaca atau kepada penulis yang ingin melakukan sebuah penelitian tentang metode ini yang biasanya digunakan pada fotografi jurnalistik. Pada penulitan ini diambil dari beberapa sumber temasuk, jurnal, buku, dan laman tentunya.

B. Metode “EDFAT”

                Metode ini sudah sangat dikenal dan diterapkan di lingkungan profesional khusunya bagi ppara wartawan baik skala nasional maupun  internasional. “ Tidak banyak  sumber  pustaka  yang menjelaskan metode EDFAT. Kebayakan pernyataan tentang  EDFAT dituliskan  tanpa  menyertakan sumbernya.  Satu-satunya  penulis  buku  yang mengutarakan EDFAT adalah  Streisel  (2007)“ (Setiyanto dan Irwandi, 2017:32).
            Streisel dalam karya tulis Pamungkas W. S. dan Irwandi (2017:32), menyatakan bahwa metode EDFAT perlu dipertimbangkan ketika fotografer melakukan pemotretan. Shobri dan wartawan senior  Harian  Kompas dalam karya tulis Pamungkas W. S. dan Irwandi (2017:32) menguraikan kelima aspek EDFAT sebagai berikut :
a. E=Entire, Dikenal  juga  sebagai  ‘established shot’,  suatu keseluruhan  pemotretan  yang  dilakukan  begitu melihat suatu peristiwa atau bentuk penugasan lain. Untuk  mengincar  atau  mengintai  bagian-bagian untuk dipilih sebagai objek.
b. D=Detail, Suatu pilihan atas bagian tertentu dari keseluruhan pandangan terdahulu  (entire).  Tahap  ini  adalah suatu  pilihan  pengambilan  keputusan  atas  sesuatu yang dinilai paling tepat sebagai ‘point of interest’.
c. F=Frame, Suatu  tahapan  saat  mulai  membingkai  suatu  detil yang telah dipilih. Fase ini mengantar seorang calon foto  jurnalis  mengenal  arti  suatu  komposisi,  pola, tekstur dan bentuk subjek pemotretan dengan akurat. Rasa artistik semakin penting dalam tahap ini.
d. A=Angle, Tahap  ketika  sudut  pandang  menjadi  dominan, ketinggian,  kerendahan,  level  mata,  kiri,  kanan dan cara melihat. Fase ini penting mengonsepsikan aspek visual apa yang diinginkan.
e. T=Time, Tahap  penentuan  waktu  penyinaran  dengan kombinasi  yang  tepat antara  diafragma  dan kecepatan  atas  keempat  tingkat  yang  telah disebutkan  sebelumnya.  Pengetahuan  teknis  atas keinginan  membekukan  gerakan  atau  memilih ketajaman  ruang  adalah  satu  prasyarat  dasar  yang sangat diperlukan

Monday, February 26, 2018

Fotografi Dalam Foto Sekuen

Fotografi Dalam Foto Sekuen

Fotografi menurut para ahli adalah: Sudarma (2014:2) memberikan pengertian bahwa media foto adalah salah satu media komunikasi, yakni media yang bisa digunakan untuk menyampaikan pesan/ide kepada orang lain. Media foto atau istilahkan dengan fotografi merupakan sebuah media yang bisa digunakan untuk mendokumentasikan suatu momen atau peristiwa penting.
Menurut Bull (2010:5) kata dari fotografi berasal dari dua istilah yunani: photo dari phos (cahaya) dan graphy dari graphe (tulisan atau gambar). Maka makna harfiah fotografi adalah menulis atau menggambar dengan cahaya. Dengan ini maka identitas fotografi bisa digabungkan menjadi kombinasi dari sesuatu yang terjadi secara alamiah (cahaya) dengan kegiatan yang diciptakan oleh manusia dengan budaya (menulis dan menggambar/melukis).
Sudjojo (2010), mengemukakan bahwa pada dasarnya fotografi adalah kegiatan merekam dan memanipulasi cahaya untuk mendapatkan hasil yang kita inginkan. Fotografi dapat dikategorikan sebagai teknik dan seni.
Dalam bukunya Jurnalistik Foto: Suatu Pengantar, Gani & Kusumalestari (2014:4) mengutip dari Sudjojo (2010:vi) bahwa fotografi sebagai teknik adalah mengetahui cara-cara memotret dengan benar, mengetahui cara-cara mengatur pencahayaan, mengetahui cara-cara pengolahan gambar yang benar, dan semua yang berkaitan dengan fotografi sendiri. Sedangkan fotografi sebagai karya seni mengandung nilai estetika yang mencerminkan pikiran dan perasaan dari fotografer yang ingin menyampaikan pesannya melalui gambar/foto. Fotografi tidak bisa didasarkan pada berbagai teori tentang bagaimana memotret saja karena akan 9 menghasilkan gambar yang sangat kaku, membosankan dan tidak memiliki rasa. Fotografi harus disertai dengan seni.

1.1 Fotografi Jurnalistik
            Terdapat beberapa pengertian mengenai fotografi jurnalistik yang dikemukakan oleh para ahli. Menurut Hanapi yang dimaksud dengan fotografi jurnalistik yaitu kegiatan fotografi yang bertujuan merekam jurnal peristiwa-peristiwa yang menyangkut manusia. Wilson Hick dalam bukunya Word and Picture memberi batasan fotografi jurnalistik adalah media komunikasi verbal dan visual yang hadir bersamaan. Sedangkan Soelarko mendefinisikan foto jurnalistik sebagai foto berita atau bisa juga disebut sebagai sebuag berita yang disajikan dalam bentuk foto. Sementara itu Oscar Motuloh fotografer senior Biro Foto LKBN Antara Jakarta menyebut foto jurnalistik adalah medium sajian untuk menyampaikan beragam bukti visual atas suatu peristiwa pada suatu masyarakat seluas-luasnya bahkan hingga kerak dibalik peristiwa tersebut.
            Fotografi Jurnalistik juga memiliki beberapa kategori yaitu sebagai berikut :
1.         Foto hard news, yaitu suatu jenis foto terkait dengan suatu peristiwa atau kejadian yang terjadi saat itu juga, tanpa adanya suatu perencanaan terlebih dahulu. Jenis foto ini sifatnya harus segera dipublikasikan
2.       Foto features yakni foto kategori ini disebut juga sebagai foto softnews, karena tak terlalu terikat waktu dalam pemuatannya. Ini beda dengan foto hardnews yang harus disampaikan secepat mungkin.
3.       Foto portrait  foto yang menggambarkan tentang manusia. Foto portrait adalah satu-satunya foto yg tak bisa digantikan dengan kata-kata sebab menyangkut wajah manusia dan karakter manusia
4.       Foto ilustrasi  yakni merupakan foto yg sengaja dibuat untuk melengkapi sebuah tulisan
Sedangkan dalam pembagaiannya menurut WPP (Word Press Photo),organisasi internasionalpenyelenggara lomba tahunan foto jurnalistik tingkat dunia yang bermarkas di Nederlan Belanda,foto jurnalistik terbagi menjadi beberapa kategori:
1.       Spot news - Foto-foto insidential/ tanpa perencanaan sebelumnya
2.       General news – Foto yang telah terjadwal sebelumnya
3.       People in the News – adalah sebuah sajian foto tentang manusia (orang) yang menjadi sorotan di sebuah berita. Kecenderungan yang disajikan lebih keprofil atau sosok seseorang
4.       Daily life – Tentang segala aktifitas manusia yang mampu menggugah perasaan dalam kesehariannya, lebih ke human interest
5.       Sosial & Environment – Foto yang menggambarkan tentang sosial kehidupan masyarakat dengan lingkungan hidupnya
6.       Art and Culture – Foto yang dibuat menyangkut seni dan budaya secara luas
7.       Science & Technology – Foto yang menyangkut perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan di muka bumi.
8.       Portraiture – Foto yang menggambarkan sosok wajah seseorang baik secara clouse up maupu secama medium shot. Foto ditampilkan karena kekhasan pada wajah yang dimilikinya.
9.       Sport  – Foto yang dibuat dari peristiwa olahraga dari seluruh cabang olehraga apa saja. Baik olahraga tradisional maupun olahraga yang telah banyak dikenal oleh awam.
            Selain beberapa kriteria yang sudah disebutkan fotografi jurnalistik juga memiliki beberapa cara istilah untuk penyajiannya. Berikut jenisnya :
1.         Foto Tunggal – foto tunggal atau single picture adalah jenis berita foto, berupa foto yang disertai keterangan pendukungnya berupa teks foto (caption) yang menyertainya. Foto tunggal ini bisa berdiri sendiri atau bisa menyertai sebuah berita maupun sebuah features
2.       Foto Sikuen (Sequence) – adalah sebuah yang menampilkan penempatan gambar (foto) secara berurutan sesuai kronologis waktu kejadian. Urutan peristiwa yang digambarkan sesuai aliran waktu linier. Foto sikuen bisa memperlihatkan pergerakan (seperti aspek sinematografis) di dalam peristiwa yang terekam itu dan menghubungkan satu peristiwa dengan peristiwa berikutnya.Foto sikuen bisanya menggambarkan sebuah foto peristiwa dengan adegan kejadian berurutan dari sebuah peristiwa atau kejadian. Jika salah satu adegan foto itu, dikurangi dalam penyajiannya maka penggambarannya akan terasa pincang.
3.       Foto Seri (Series) – foto yang menampilkan berbagai macam foto atas sebuah kejadian peristiwa tertentu, yang bertujuan memberi gambaran secara menyeluruh terhadap peristiwa itu. Dalam penempatan foto biasanya dengan memilih bagian-bagian yang dianggap menarik seperti dramatis, menyentuh. Dalam penempatannya, foto seri tidak membutuhkan urutan sesuai kronologi kejadian seperti dalam penempatan foto sikuen. Namun diatur sesuai keinginan editor maupun fotografer.
4.       Esai foto– adalah rangkaian cerita foto yang saling berkaitan yang keinginan untuk menggambarkan sebuah aktivitas kehidupan manusia. Rangkaian foto diharapkan memberikan gambaran lengkap dan menyeluruh terhadap sebuah fakta yang diliput. Esai foto biasanya juga disertai teks foto dan narasi cerita secukupnya utuk memperkuat terhadap ide cerita foto.
Jumlah Esai foto bersifat fleksibel, yang terpenting adalah foto-foto yang disajikan saling melengkapi, menjadi sinergi dalam satu-kesatuan dalam bentuk alur cerita. Secara umum, foto-foto disusun menjadi cerita yang punya narasi atau alur. Ada beberapa elemen foto esai yang harus ada didalamnya pertama adalah foto pembuka yang menggambarkan keseluruhan cerita, yang harus bisa menarik perhatian pembaca. keduaEnvironment shoot Foto lingkungan subyeknya agar menceritakan siapa dia? Lingkungan kerjanya seperti apa? Kontek sosialnya bagaimana?.KetigaPortrait sang subyekpenggambaran ekspresi subjek foto yang dapat diambil dengan frame medium sampai close-up wajah.Keempat detail shoot sang subyek yaitu penggambaran secara detail dari subjek sebagai simbol yang ingin diceritakan dari subjek foto tersebut.Kelimarelationshipsubyek yang menggambarkan hubungan timbal-balik antar manusia.Keenammerupakan foto penutup dari suatu cerita dan berfungsi mengikat sekaligus memberikan kedalaman dan makna foto.

1.2 Foto Sikuen ( Sequence )
            Dalam karya tulis ini penulis ingin membahas lebih dalam tentang foto sikuen dengan sumber-sumber dari beberapa artikel yang sudah ditulis yang akan dirombak lagi dengan penambahan pemahaman dari sumber buku tentang fotografi jurnalistik. Serta penulisan ini juga memiliki manfaat yaitu agar pembaca mendapat wawasan baru mengenai foto sikuen tentunya atau pemahaman baru tentang foto sikuen.
            Foto Sikuen adalah sebuah yang menampilkan penempatan gambar (foto) secara berurutan sesuai kronologis waktu kejadian. Urutan peristiwa yang digambarkan sesuai aliran waktu linier. Foto sikuen bisa memperlihatkan pergerakan (seperti aspek sinematografis) di dalam peristiwa yang terekam itu dan menghubungkan satu peristiwa dengan peristiwa berikutnya.Foto sikuen bisanya menggambarkan sebuah foto peristiwa dengan adegan kejadian berurutan dari sebuah peristiwa atau kejadian. Jika salah satu adegan foto itu, dikurangi dalam penyajiannya maka penggambarannya akan terasa pincang. Misal proses runtuhnya bangunan, proses terjadinya kecelakaan, atau bisa juga foto-foto olahraga yang memungkinkan untuk dijadikan foto sequence seperti foto berikut yang dibidik saat pertandingan basket (free throw). 
            Berikut beberapa contoh foto sikuen :






            Pada karya foto diatas dapat disimpulkan bahwa penyajian foto sikuen tidak dapat dikurang satu foto atau pembalikan penyajian foto. Karena dapat merubah arti foto yang ingin disajikan kepada penonton.

MELASTI, membasuh diri dan melarung jelang nyepi

APA ITU UPACARA MELASTI? Melasti adalah upacara pensucian diri untuk menyambut hari raya Nyepi oleh seluruh umat Hindu. Upacara ...